Islam merupakan agama yang menjunjung tinggi rasa perdamaian. Bahkan bisa dikatakan bahwa islam adalah agama damai. Hal ini didukung oleh ayat-ayat al-ur’an yang dapat menjadi bukti islam agama damai. Salah satunya dijelaskan dalam QS Al Anfal 61 yang artinya berikut ini“Dan jika mereka condong kepada perdamaian, maka condonglah kepadanya dan bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. “ QS Al Anfal 61Ayat di atas dengan jelas menyatakan bahwa islam merupakan agama yang condong atau menjurus pada kedamaian. Oleh sebab itu, kita sebagai umat islam yang bertakwa sudah seharusnya hidup dalam kedamaian dengan tidak berusaha mencetus konflik dan memecah belah hubungan antar saudara-saudari kita yang ada di muka bumi itu, islam juga mengajarkan kita untuk senantiasa hidup dalam toleransi dengan menghargai hak-hak pribadi orang-orang yang ada di sekeliling kita. Tak hanya itu, islam juga melarang umatnya untuk mencampuri hal-hal yang tidak menjadi urusannya, terlebih perbuatan yang menyerempet kepada hak-hak pribadi maupun aib dari setiap manusia, salah satunya adalah tajassus atau mencari kesalahan orang mencari kesalahan orang lain dalam islam ini dilandasi oleh sumber pokok ajaran islam, yakni Alquran dan dari AlquranAllah Ta’ala berfirman,يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan berprasangka, karena sesungguhnya sebagian tindakan berprasangka adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain” Al-Hujurat 12Larangan dari HadisRasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda,إِيَّا كُمْ وَالظَّنَّ فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيْثِ وَلاَ تَحَسَّسُوا وَلاَ تَجَسَّسُوا وَلاَ تَحَاسَدُوا وَلاَتَدَابَرُوا وَلاَتَبَاغَضُوا وَكُوْنُواعِبَادَاللَّهِ إحْوَانًا“Berhati-hatilah kalian dari tindakan berprasangka buruk, karena prasangka buruk adalah sedusta-dusta ucapan. Janganlah kalian saling mencari berita kejelekan orang lain, saling memata-matai, saling mendengki, saling membelakangi, dan saling membenci. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara.”[3]Selain itu, larangan untuk tajassus juga dijelaskan oleh perkataan ulama salaf sebagai berikutAmirul Mukminin Umar bin Khaththab radhiyallahu anhu berkata, ولا تظنَّنَّ بكلمة خرجت من أخيك المؤمن إلاَّ خيراً، وأنت تجد لها في الخير مَحملاً “Janganlah engkau berprasangka terhadap perkataan yang keluar dari saudaramu yang mukmin kecuali dengan persangkaan yang baik. Dan hendaknya engkau selalu membawa perkataannya itu kepada prasangka-prasangka yang baik.”[4]Dengan ketiga landasan yang telah disebutkan di atas, maka jelaslah bahwa ber tajasssus atau mencari-cari kesalahan orang lain dalam islam termasuk perbuatan tercela dan tentunya tidak disenangi oleh Allah swt. Untuk itu sudah seharusnya kita sebagai umat muslim/muslimah yang bertakwa pada tuhan agar sekiranya mampu menerapkan cara memelihara akal dalam islam dengan tidak terjerumus ke dalam perbuatan tercela tidak disenangi oleh Allah swt, larangan mencari kesalahan orang lain dalam islam ini juga akan menimbulkan azab di hari kiamat sebagaimana yang dijelaskan oleh hadis berikutDari Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,وَمَنِ اسْتَمَعَ إِلَى حَدِيثِ قَوْمٍ وَهُمْ لَهُ كَارِهُونَ أَوْ يَفِرُّونَ مِنْهُ ، صُبَّ فِى أُذُنِهِ الآنُكُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ“Barangsiapa menguping omongan orang lain, sedangkan mereka tidak suka kalau didengarkan selain mereka, maka pada telinganya akan dituangkan cairan tembaga pada hari kiamat.” HR. Bukhari no. 7042.Membayangkannya saja sudah sangat mengerikan bukan? Untuk itu hentikanlah tajassus dan segeralah bertaubat kepada Allah swt. agar kita bisa selamat di dunia dan juga di akhirat.
7 Guru rajin melakukan hal-hal yang disunatkan oleh agama. 8) Guru hendaknya memelihara akhlak yang mulia dalam pergaulannya. 9) Guru hendaknya mengisi waktu luangnya dengan kegiatan yang bermanfaat, 10) Guru hendaknya selalu belajar dan tidak merasa malu untuk menerima ilmu dari orang yang lebih rendah kedudukannya.
Bagaimana cara mengatasi insecure? Semakin kekinian, kata insecure menjadi semakin populer. Insecure sendiri merupakan istilah yang menggambarkan perasaan tidak nyaman yang memperburuk suasana hati seperti menjadi gelisah, tidak percaya diri dan takut. Rasa insecure bisa timbul karena latar belakang dalam diri sendiri dan bisa juga dari luar diri. Contoh insecure dari diri sendiri adalah merasa tidak percaya diri karena tinggi badan yang tidak seperti rata-rata orang lain. Sedangkan insecure dari luar diri adalah perkataan buruk atau bahkan perlakuan buruk orang yang membuat seseorang tidak percaya diri. Dalam Islam, perasaan insecure termasuk salah satu hal yang sebaiknya tidak dirasakan. Karena dalam Surat At-Tiin ayat 4 telah tertulis bahwa sesungguhnya Allah telah menciptakan manusia dengan sebaik-baiknya bentuk. Dengan kesempurnaan yang dimiliki manusia dibanding makhluk-makhluk lain, alangkah baiknya kita menjauhi sikap insecure. Ayat tersebut memperkuat alasan kita agar tidak perlu merasa insecure. Baca juga Sifat remaja gaul yang islami dan wajib kita miliki Tapi, jika insecure sudah terlanjur kita rasakan maka ada beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk mengatasinya. Langkah-langkah berikut baik untuk dilakukan saat merasa insecure maupun untuk mencegah rasa insecure datang. Cara mengatasi insecure Jangan mudah menilai rendah diri sendiri Kemampuan menilai seseorang merupakan kemampuan yang alami kita miliki. Tak hanya bisa menilai orang lain, kita pun bisa menilai diri kita sendiri. Tapi, akan jadi sesuatu yang sangat disayangkan jika kita justru banyak menilai diri sendiri terlalu buruk. Memahami keburukan diri sendiri sebenarnya baik untuk introspeksi diri dan mengontrol diri untuk tidak melakulan keburukan yang sama. Namun terlalu rendah menilai diri sendiri bukan hanya tidak disukai Allah, tapi juga bisa berdampak pada mental kita. Cara mengatasi insecure Berkumpul dengan lingkungan yang mendukung Kita hidup dihadapkan dengan berbagai pilihan untuk berkumpul dengan orang-orang seperti apa. Maka dari itu, kita harus pintar memilih lingkungan pertemanan. Sebaiknya, bertemanlah dengan orang-orang yang memberi dampak positif dan afirmasi positif untuk kita. Teman yang banyak membagikan ilmu dan pengetahuan, serta mengerti kelemahan dan kebaikan kita adalah teman yang penting untuk kita miliki. Semoga Allah senantiasa mengumpulkan kita di lingkungan yang cinta dengan Allah dan Rosul-Nya. Terkini
Marikita mulai mempelajari bersama, syarat pertama diterimanya suatu amalan, yaitu syarat ikhlas karena Allah ta'ala. Maksudnya adalah: seseorang hanya mengharapkan ridho Allah dari setiap amalannya, bersih dari penyakit riya' (ingin dilihat orang lain) dan sum'ah (ingin didengar orang lain), tidak mencari pujian dan balasan melainkanORANG yang selalu melihat kebaikan pada diri orang lain maka kebaikan akan datang pada dirinya. Tetapi orang yang selalu melihat keburukan pada diri orang lain, maka keburukanlah yang akan datang pada dirinya sendiri. BACA JUGA Tentang Apa yang Orang Lain Katakan Anda tak mau dinilai buruk oleh orang lain? Maka, jangan bicara buruk tentang orang lain. Karena ternyata, menurut hasil penelitian terkini, penilaian Anda terhaadap orang lain bisa dihubungkan dengan kepribadian Anda sendiri, meski Anda tidak menyadarinya, bahkan hal-hal yang tak Anda sadari, atau petunjuk yang mengartikan bahwa Anda sebenarnya orang yang manis atau kejam. Dustin Wood, PhD, dari Wake Foret University mengatakan kepada WebMD bahwa persepsi kita terhadap orang lain akan menceritakan siapa diri kita sebenarnya. Contoh, kala kita memandang positif terhadap orang lain menunjukkan sisi positif pada diri kita. Namun, studi yang dipublikasikan pada Journal of Personality and Social Psychology ini juga mengatakan bahwa kata-kata kita juga bisa menguak persepsi negatif di diri kita, seperti narsisme, antisosial, bahkan kelainan jiwa jika kita berucap buruk tentang orang lain. Studi ini melibatkan anak-anak mahasiswa yang diminta untuk meratifikasi karakteristik positif dan negatif dari rekan-rekan mahasiswanya. Para peneliti menemukan bahwa seseorang yang memiliki kecenderungan untuk mendeskripsikan orang lain dengan kata-kata yang positif mengindikasikan bahwa dirinya memiliki sifat positif. Studi ini menemukan adanya ikatan yang kuat antara penilaian positif seseorang terhadap besarnya antusiasme, kebahagiaan, kebaikan hati, dan stabilnya emosional orang itu sendiri. Konon, tingkat kepuasan akan hidup seseorang juga bisa terlihat dari cara ia menilai orang lain. Makin positif, makin puas ia akan hidupnya, dan sebaliknya. Sementara persepsi negatif terhadap orang lain bisa dihubungkan kepada tingginya level narsisme dan sikap antisosial seseorang. “Sifat kepribadian yang negatif diasosiasikan dengan cara orang tersebut menilai negatif orang lain,” jelas Wood. Sikap negatif ini juga erat hubungannya dengan depresi dan kelainan kepribadian yang beragam. Persepsi yang negatif yang berlebihan tentang orang lain bisa menunjukkan bahwa orang tersebut punya sifat keras kepala, tak bahagia, neurotik, atau memiliki kepribadian yang negatif. BACA JUGA Tidak Cukup Jadi Orang Baik, Jadilah Penyeru Kebaikan Penelitian ini dilakukan kembali setahun kemudian dan para peneliti menemukan bukti, “Bahwa seberapa positif kita melihat orang lain dalam lingkup sosial kita adalah hal yang stabil dan tidak berubah secara substansial oleh waktu,” terang Wood. Laporan ini mengatakan bahwa bagaimana seseorang menilai atau melihat orang lain ternyata lebih dari sekadar “proyeksi dari imaji dirinya sendiri pada orang lain.” Mari selalu melihat kebaikan kepada siapapun, kapanpun dan di manapun. []5hyfLE.